Kamis, 28 Januari 2010

Sukses & Arogansi

Seorang CEO dari perusahaan Fortune 100 mengatakan, “Success can lead to arrogance. When we are arrogant, we quit listening. When we quit listening, we stop changing. In today’s rapidly moving world, if we quit changing, we will ultimately fail.” (Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, maka kita akan gagal).

Itulah sisi negatif dari kesuksesan, yakni arogansi. Arogansi muncul saat seseorang merasa diri paling hebat, paling luar biasa, dan paling baik dibandingkan dengan yang lainnya. Penyakit mental ini bisa menjangkiti apa dan siapa saja, mulai dari organisasi, produk, pemimpin, sampai orang biasa. Khusus pada tulisan ini, kita akan membicarakan soal manusianya.

Orang sukses lalu bersombong ria sebenarnya patut disayangkan. Bayangkan saja, saat berjuang keras menggapai kesuksesan, mereka begitu terbuka untuk belajar. Mereka mau mendengarkan. Mereka mau berjerih payah, berani hidup susah, dan mengorbankan diri. Bahkan, mereka tampak sangat ‘merakyat’ hidupnya. Akan tetapi, itu dulu. Sayang sekali, saat kesuksesan datang, mereka lupa diri. Mungkin dia akan berkata, “Saya sudah berhasil mencapai yang terbaik. Sekarang, Andalah yang harus mendengarkan saya. Saya tidak perlu lagi mendengarkan Anda.” Hal itu diperparah lagi ketika mereka dikelilingi oleh para ‘yes man’ yang tidak berani angkat bicara soal kekurangan orang ini. Hal ini membuat orang itu semakin ‘megalomania’ , pongah, angkuh, dan egois. Ia terbelenggu oleh kesuksesannya sendiri. Ia tidak pernah belajar lagi.

Ada Seorang Pebisnis, dia menceritakan susah payahnya membangun bisnisnya. Cerita yang mengharukan sekaligus heroik ketika dia harus tidur di kolong jembatan saat tiba di Jakarta ketika remaja. Dengan susah payah dia merangkak dari bawah untuk bertahan hidup. Menikah tanpa uang sepeser pun. Hidup di rumah kontrakan kecil. Akan tetapi, dia tidak patah arang. Dia mengamati cara kerja orang sukses, mencontoh, dan memodifikasi sendiri produknya. Sekarang, dia pun berjaya. Tiga pabrik besar ada di genggamannya.

Namun, sayang sekali. Perusahan itu sedang diterpa badai masalah internal. Pemicunya tak lain adalah sikap pemimpin yang arogan. Dia otoriter dan antikritik. “Kalau saya bisa, kalian juga harus bisa,” katanya pongah. Dia pun menolak ide-ide baru. Dia mengelola perusahaan dengan serampangan. Turn over karyawan pun tinggi. Sisanya hanya kelompok para ‘penjilat’ yang tidak berani melawan. Dia menginginkan anak buahnya di-training. Padahal, dia sendiri yang perlu up date diri dengan training.

Arogansi bisa menghampiri siapa saja. Termasuk seorang pendidik, guru, dosen, yang tiap hari memberi suatu bagi orang lain.

Dari situ, kita belajar banyak untuk hati-hati. Kesuksesan jangan membuat kita arogan dan cenderung self centered serta tidak mau mendengarkan orang lain. Dunia begitu mengenal sosok Mao, Hitler, ataupun Stalin. Mereka berjuang dari basis bawah menuju pucuk kepemimpinan. Mereka pun berjuang untuk perubahan di masyarakatnya. Idealisme mereka sangat luar biasa. Orang pun dibuatnya kagum. Namun, mereka lupa daratan ketika sukses.


Mereka memonopoli kebenaran tunggal alias antikritik dan antipembaruan. Mereka memimpin dengan tangan besi. Korban pun bergelimpangan dari tangannya. Begitu juga dalam sejarah bisnis. IBM yang begitu besar dan terkenal pernah mengalami kemerosotan saat arogansi membekap sikap dan pikiran para pemimpin mereka.


Terjebak retorika
Namun, itulah yang terjadi apabila orang berhenti belajar dan merasa diri sudah selesai. Tanpa dia sadari, lingkungannya terus belajar, berinovasi, dan berkembang. Sementara, dia mandek di posisinya. Akibatnya, kue kesuksesan yang dia peroleh lama-kelamaan menjadi basi. Tanpa sadar, kompetitor mereka bergerak jauh meninggalkan dirinya di belakang. Mereka terjebak dalam retorika, kalimat, jurus yang itu-itu saja alias usang. Arogansi telah menutup hati dan pikirannya untuk kreatif menemukan jurus dan tip-tip baru mempertahankan sekaligus mengembangkan kesuksesannya. Di sinilah, arogansi berujung pada malapetaka dan kehancuran.

Jadi, bagaimanakah tipnya agar kesuksesan kita tidak berubah menjadi arogansi?

Pertama- Aware (sadar) dengan sikap dan tingkah laku kita selalu. Meskipun sudah sukses, kita perlu memberi waktu untuk menyadari sikap dan perilaku kita di mata orang lain. Selalulah sadar apakah nada dan ucapan serta tindak tanduk kita sekarang semakin membuat banyak orang lain terluka? Apakah kita masih tetap menghargai orang lain? Apalagi orang-orang yang telah turut membawa Anda ke level sukses sekarang, apakah Anda hargai? Jangan sampai, tatkala masih bersusah payah, kita begitu respek, tetapi setelah sukses justru mencampakkan mereka.

Kedua- Waspadai umpan balik yang hanya menghibur kita tetapi tidak membuat kita belajar lagi. Hati-hati dengan orang di sekeliling kita yang hanya mengatakan hal bagus, tetapi tidak berani memberikan masukan yang baik. Kadang, masukan negatif juga kita perlukan demi perkembangan, sesukses apa pun kita.

Ketiga- Awasi dan peka dengan perubahan yang terjadi. Dalam buku Who Moved My Cheese disimpulkan bahwa kita harus selalu mencium keju kita, apakah sudah basi ataukah mulai diambil orang lain. Kita pun harus terus mencium dan peka bagaimana orang lain mengembangkan dirinya serta bisa jadi ancaman bagi kita. Jangan pula merasa diri paling hebat dan lupa belajar.

Keempat- Sopan dan rendah hati untuk belajar dari orang lain.
Semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk meraih sukses sejati. Kesuksesan yang membuat Anda tidak arogan. Baiknya kita tutup tulisan ini dengan kalimat kuno yang seringkali sudah kita dengar. “Di atas langit masih ada langit yang lain”.


Kisah Sukses Henry Ford

Henry Ford adalah pencipta mobil pertama di Amerika, dan merupakan pelopor perakitan mobil massal di dunia. ide pemikirannya banyak memberi kontribusi dala industri otomotif.

Henry Ford dibesarkan dari keluarga petani dan hanya lulusan SD. Ketika usiannya 12 tahun ia melihat kereta api yang berjalan tanpa kuda, lalu ia berpikir untuk menciptakan kendaraan pribadi yang berjalan tanpa kuda (mobil). Untuk menggapai mimpinya ia bekerja di bengkel dan ia selalu melakukan berbagai pecobaan di bengkel.Di usia 29 tahun, ia berhasil menciptakan mobil yang berjalan dengan tenaga uap bumi, padahal saat itu para ahli mesin mengatakan tidak mungkin, tetapi Ford, lulusan SD, membuktikan bahwa itu bisa saja.

Ia kemudian membangun bengkel dan perusahaanya sendiri, dan pada tahun 1960, Ford Motor Company yang didirikannya menjadi perusahaan terbesar ke-2 di dunia dan setiap harinya memproduksi 4000 unit dengan jumlah karyawan 500 ribu orang dengan total gaji US$3,5 milyar (Rp 31 Triliun).

Dari cerita ini kita bisa melihat bahwa Ford sadar bahwa pengetahuan bukanlah dimana kita belajar tapi seberapa kesungguhan kita ingin mencapainya.

Penjara Pikiran

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran dia bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku,padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.”

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.
Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita.

Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil…

Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar. Pada dasarnya, kehidupan kita akan lebih baik kalau kita hidup dengan cara hidup pilihan kita sendiri, bukan dengan cara yang di pilihkan orang lain untuk kita

Rabu, 27 Januari 2010

Kisah Sukses Conrad Hilton

Inilah Kisah perjuangan Conrad Hilton Pendiri jaringan Hotel Hilton yang menjadi simbol sukses dan kemewahan bagi mereka yang menginap di dalamnya.

Ketika krisis keuangan melanda keluarganya, Hilton kecil memberi ide untuk menyewakan kamar kosong di rumahnya untuk jasa penginapan dengan tarif US$ 1 per malam. Hilton bertugas mempromosikan kamar tersebut di stasiun kereta terdekat.

Dari hasil usaha tersebut Hilton bisa kuliah dan berkarir. Tetapi karirnya hancur dan ia mempunyai sisa tabungan senilai US$ 5000. Dalam kegalauannya ia menemukan seorang pemilik hotel kecil yang menjual hotelnya US$20.000. Untuk tambahan modal Hilton meminjam temannya dan di bank.

Di usianya yang ke-91 tahun Hilton meninggal, tepatnya Tahun 1979, pada waktu itu ia sudah mewariskan 185 Hotel di Amerika, dan 75 Hotel di luar negeri. Kini Hilton Internasioanl mengoperasikan 2.800 hotel, 480 ribu ruang di 76 negara. Pada Tahun 2006 Hilton mencetak pendapatan US$ 8.16 milyar (Rp 73.4 triliun). Diperkirakan nilai Hilton Corp mencapai 26 milyar dollar.

Dari sini kita dapat ambil pelajaran bahwa memang, di Amerika banyak sekali yang mempunyai uang sebesar US$ 5000 di tabungan mereka, tetapi bedanya Hilton bisa mengubah US$ 5000 tersebut menjadi aset milyaran dollar.

sumber : http://www.emotivasi.com/

Kisah Sukses Lee Myung Bak

Jika Anda sering mendengarkan filosofi “Success is My Right”, yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadi orang nomor satu di sebuah negara maju layaknya Korea Selatan.

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini. Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras. Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah.


Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk membantu keluarga. “Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,”sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth,” yang diterbitkan kali pertama pada 1995.


Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke ibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. “Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai,” kisahnya dalam otobiografinya.


Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.


Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.


Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan kemudian mendapat julukan “buldozer”, karena dianggap selalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.


Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak.


Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses.


Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun.

sumber : http://www.emotivasi.com/

9 Renungan Motivasi

Berikut ini artikel untuk merubah Cara Pandang di dalam diri sendiri (Self Reframing) :

1.TAKLUKKAN DIRI SENDIRI
“Dia yang bisa menaklukkan orang lain adalah manusia kuat.Dia yang bisa menaklukkan dirinya sendiri adalah manusia super.” (Lao Tze)Perenungan Diri:

1. Malam hari sambil berbaring tidur, ambil waktu 1 - 2 menit.

2. Lakukan refleksi kegiatan hari ini secara cepat saja.

3. Tanyakan ke dalam diri sendiri: “Apakah masih ada emosi negatif yang tersimpan dalam diriku saat ini ?”

4. Lalu, tarik nafas yang dalam dan tahan nafas selama yang bisa Anda lakukan.

5. Bayangkan kejadian yang menimbulkan emosi negatif tersebut.

6. Buang dan lepaskan dengan menghembuskan nafas sepanjang mungkin.

7. Lanjutkan dengan bernafas perlahan saja, dan makin perlahan, sampai seluruh badan terasa rileks bak tanpa otot.

8. Diam sejenak dan ambil keputusan untuk berubah, misalnya: “Besok mau senyum aja aaah…” dan tidurlah dengan senyum… zzz…zzz…Karena jika dengan ikhlas kita mulai bisa menaklukkan diri sendiri, maka kekalahan bukan lagi kekalahan, bukan?


2. BELAJAR DARI KEKALAHAN

“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,sesungguhnya Anda tidak kalah” ( Zig Ziglar )Saat Anda “merasa” kalah, lakukan berikut:- Duduk diam dan tarik nafas panjang- Cari penyebab kekalahan tersebut (cepat saja)- Ambil pelajaran dari kekalahan itu- Pejamkan mata: Tersenyumlah dan bersyukur- Hembuskan nafas secepat mungkin- Bangkit dan lompatlah setinggi mungkin“Jika Anda belajar sesuatu dari kekalahan,sesungguhnya Anda tidak kalah”Pasti ada hikmah dari setiap kejadian, walau diberi nama “kalah”.


3. PELAUT TANGGUH

…(Bayangkan WS Rendra, ucapkan syukur dan hormat sebagai rasa kagum pada dia, masuk ke dalam diri dia dan bacakan lirik di bawah ini, bak WS Rendra)Hidup adalah rangkaian masalah.Jika kita melihatnya sebagai masalah.Hidup adalah rangkaian tantangan.Jika kita melihatnya sebagai peluang.Tantangan penting untuk otot pikiran.Tantangan membuat kita bertumbuh.Tantangan membuat kita kreatif.(baca berikut ini sambil hembuskan nafas)Bersyukurlah jika kita mempunyai tantangan.Karena artinya kita memiliki peluang.(tahan nafas di perut dan baca dengan keyakinan kuat)Ya, sebuah peluang untuk Menang.Pepatah kuno mengatakan:“Lautan yang tenang,tidak menghasilkan pelaut yang tangguh”Atasilah masalah dengan:Tetaplah tersenyum.Tetaplah bergandengan tangan.Kita hanyalah berbeda, itu saja.


4. GIAT BEKERJA KUNCI SUKSES

“Tidak Ada Jalan yg Mulus utk Sukses,Giat Bekerja Adalah Kuncinya” (George G Williams )Perenungan Diri:Hasil penelitian mengatakan bahwa Ketekunan, Keuletan, Kegigihan akan membuatotot di seluruh tubuh kuat, baik otot badan, otot tangan, otot kaki, bahkan“otot” di otak kita. Yang paling penting adalah membuat kuat Otot Pikiran kita.“Anda tidak mungkin memahami Work Smart,sebelum Anda memiliki mental Work Hard” (Krishnamurti)Situasi Indonesia boleh tidak menentu,tetapi nasib kita haruslah kita yang menentukan.Kita cukup bergiat pada hal yang bisa kita kendalikan.


5. SIAPA YANG KAYA?

“Siapa yang kaya?Dia yang bersukacita dengan apa yang dimilikinya.” (Benjamin Franklin)Perenungan Diri:Bersukacita dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, justru akan membuatkita semakin bertambah makmur dan sejahtera. Hukum alam semesta mengenaisukses ini sebenarnya sederhana sekali. Kita hanya perlu keyakinan dirisaja bahwa hal ini benar.


6. CHOOSE TO BE HAPPY

…We always have a choiceWe can choose to be happyor we can choose to be grumpyBut It’s always better, smarter and wiserto choose to be happy… (Melody Ross)
Perenungan diri: (baca dalam hati dengan tempo lambat)“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat)“Bukankah hidup ini adalah pilihan?” (baca lebih lambat lagi)“Bukankah hidup ini adalah pilihan?”


7. SETIA PADA HAL KECIL

Bukan tindakan besar dan hebat,yang menentukan hidup kita,melainkan kesetiaan dalam menekunipekerjaan-pekerjaan kecil dan tidak berarti …. (bunda Teresa)Perenungan Diri:Bacalah pesan di atas berulang-ulang sampai meresap.Bisa dengan cara pelan, sangat pelan, bahkan sangat, sangat pelan.Boleh juga baca dalam hati dengan perasaan mantap.Atau, diulang-ulang dalam hati untuk bagian tertentu.“kesetiaan menekuni pekerjaan-pekerjaan kecil”“kesetiaan menekuni pekerjaan yang tidak berarti”Ya, memang mudah untuk dibaca, namun perlu kebesaran hati untuk mencerna.Dan, tekad besar untuk menelannya.Agar jadi bagian indah dalam gelora darah kita.Karena sang musuh adalah di ego diri.Tapi, mungkin!


8. IMPIAN PERLU UJIAN

(Baca gaya retorik Bung Karno)kala impian membuat kita berbedakala cara pikir kita ditertawakankala senyuman kita disiniskankala warna semangat mulai melunturkala impian membuat hati bias
justru teruslah maju dan berpegangteruslah berpegang pada impian kitabangunlah keyakinan demi keyakinan
bukankah layang-layang terbang tinggikarena melawan arah angin
(tarik nafas dalam dan tahan, lalu lanjutkan baca dengan keyakinan)impian kita hanya perlu diujidiuji untuk membangun keyakinan(baca berikut ini sambil hembuskan nafas panjang)keyakinan untuk mencapainya


9. TUM SPIRO, SPERO

“Tum Spiro, Spero” artinya:“Selama Kita Bernafas, Kita Berusaha”Buanglah kata menyerah dalam hidup ini.Hidup ini sangat berarti, berkaryalah.Karena kita adalah manusia, makhluk luar biasa.Teruslah berjuang sampai nafas yang terakhir.
Sediakan waktu untuk sendiri. Untuk Diam. Untuk Meditasi. Untuk Merenung. Untuk ssst… diaaam, agar hikmah terdengar bunyinya.
Hening membuat bening…Bening membuat jelas…


Krishnamurti


Bob Sadino

Bob Sadino adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Bob berwirausaha karena "kepepet", selepas SMA tahun 1953, ia bekerja di Unilever kemudian masuk ke Fakultas Hukum UI karena terbawa oleh teman-temannya selama beberapa bulan. Kemudian dia bekerja pada McLain and Watson Coy, sejak 1958 selama 9 tahun berkelana di Amsterdam dan Hamburg.

Setelah menikah, Bob dan istri memutuskan menetap di Indonesia dan memulai tahap ketidaknyamanan untuk hidup miskin, padahal waktu itu istrinya bergaji besar. Hal ini karena ia berprinsip bahwa dalam keluarga, laki-laki adalah pemimpin, dan ia pun bertekad untuk tidak jadi pegawai dan berada di bawah perintah orang sejak saat itu ia pun bekerja apa saja mulai dari sopir taksi hingga mobilnya tertubruk dan hancur , kemudian kuli bangunan dengan upah Rp 100 per hari.Suatu hari seorang temannya mengajaknya untuk memelihara ayam untuk mengatasi depresi yang dialaminya,dari memelihara ayam tsb ia terinspirasi bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur,tentunya manusia pun juga bisa, sejak saat itulah ia mulai berwirausaha.Pada awalnya sebagai peternak ayam, Bob menjual telor beberapa kilogram per hari bersama istrinya.
Dalam satu setengah tahun, dia sudah banyak relasi karena menjaga kualitas dagangan,dengan kemampuannya berbahasa asing, ia berhasil mendapatkan pelanggan orang-orang asing yang banyak tinggal di kawasan Kemang, tempat tinggal Bob ketika itu.Selama menjual tidak jarang dia dan istrinya dimaki-maki oleh pelanggan bahkan oleh seorang babu.Namun Bob segera sadar kalo dia adalah pemberi service dan berkewajiban memberi pelayanan yang baik, sejak saat itulah dia mengalami titik balik dalam sikap hidupnya dari seorang feodal menjadi servant, yang ia anggap sebagai modal kekuatan yang luar biasa yang pernah ia miliki.Usaha Bob pun berkembang menjadi supermarket, kemudian dia pun juga menjual garam,merica, sehingga menjadi makanan.
Om Bob pun akhirnya merambah ke agribisnis khususnya holtikultura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur konsumsi orang-orang Jepang dan Eropa dia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah untuk memenuhi order.Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira orang, dia sering berjumpalitan dan jungkir balik dalam usahanya. Baginya uang adalah nomer sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menemukan dan berani mengambil peluang.Bob berkesimpulan bahwa saat melaksanakan sesuatu pikiran kita berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, apa yang ada pada diri kita adalah pengembangan dari apa yang telah kita lakukan. Dunia ini terlampau indah untuk dirusak, hanya untuk kekecewaan karena seseorang tidak ,mencapai sesuatu yang sudah direncanakan.Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah, yang penting adalah action. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan, setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Bob trampil dan menguasai bidangnya.Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman yang selalu dimulai dari ilmu dulu, baru praktek lalu menjadi terampil dan professional.Menurut pengamatan Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu berpikir dan bertindak serba canggih, bersikap arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Om Bob selalu luwes terhadap pelanggan dan mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, sehingga dengan sikapnya tersebut Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelangan akan membawa kepuasan pribadinya untuk itu ia selalu berusaha melayani klien sebaik-baiknya.Bob menganggap bahwa perusahaannya adalah keluarga, semua anggota keluarga Kem harus saling menghargai, tidak ada yang utama,semuanya punya fungsi dan kekuatan sendiri-sendiri.